Wednesday, November 22, 2006

Berhentilah Menjadi Gelas

buat renungan kita...(from a mailist)


Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya
belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah
di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? " sang Guru
bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi
saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada
habis-habisnya, " jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam
garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan
permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan
garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,"
kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena
meminum air asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

"asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah
yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis
keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau
di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan
tebarkan ke danau."

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau,
tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin
meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya.
Rasanya tak sopan meludah di hadapan guru , begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru
sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat
di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau,
dan
membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang
dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru
bertanya kepadanya,
"Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya
dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari
aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi
sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga
menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan
meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,
membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala
masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang,
tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan
penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu
sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya
tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak
bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun
demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang
Nabi, yang bebas dari
penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa 'asin' dari penderitaan yang dialami itu
sangat
tergantung dari besarnya qalbu yang menampungnya. Jadi Nak,
supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan
qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

"Berkata (Musa), "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,"
(25)

"Dan mudahkanlah untukku urusanku." (26).

[Q.S. 20 : 25 - 26]

"Tidaklah Allah membebani seseorang kecuali sesuai dengan
kesanggupannya. " [Q.S. 2 : 286 ]


Subhanallah...

8 comments:

Anonymous said...

ni...bagus banget....I read at the right time..and makes me "tersungkur"...hehe
I'll be a lake...not a glass anymore..merci ya ni..
"just like a cup of water whenever i'm thirsty"

opik said...

tu kan, kata gue juga ape? banyak faedahnye kalo lo posting nyang kaya ginian... :-> :p
btw it's nice... :)

Anonymous said...

nie....kl garemnya gw ganti gula trus gw pakein teh celup...ko airnya di gelas jadi enak yah nie :D
truss pas air danau gw kasih gula+teh...ko ga berasa apa2 yah nie?? :D

Anonymous said...

taroooooooo.....
loe minum teh g yah? pantesan tinggal separo...:D

Anonymous said...

if u said so :)

Anonymous said...

gelas ma danau...perbandingannya gak fair dung...kl orang yg hatinya bisa seluas danau mah enak...kan gak semua org begitu...

Anonymous said...

makanya say...kan dikasih contoh doanya juga...
"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku"
now, stop complaining... ;) :D :)>-

Anonymous said...

as someone said to me...it's a choice wether you wanna b a lake or wanna b a glass. so...it's all up to u.