Tuesday, March 07, 2006

Nice story...Treat every love as last love

Fw from a friend, nice....


Sejak semula, keluarga dari si gadis tidak menyetujui hubungannya dengan sang pemuda. Mereka mengajukan alasa n mengenai latar belakang keluarga, bahwa jika si gadis memaksa terus bersama dengan sang pemuda, dia akan menderita seumur hidupnya..... Karena tekanan dari keluarganya, si gadis jadi sering bertengkar dengan pacarnya. Gadis itu benar2 mencintainya, dan dia terus-menerus bertanya, "Seberapa besar kamu mencintaiku?" Sang pemuda tdk begitu pandai berbicara, dia selalu membuat si gadis marah. Dan komentar-komentar dari orangtuanya membuatnya bertambah kesal. Sang pemuda selalu menjadi sasaran pelampiasan kemarahannya. Dan sang pemuda selalu membiarkannya melampiaskan kemarahannya kepadanya....

Setelah beberapa saat, sang pemuda lulus dari perguruan tinggi. Ia bermaksud meneruskan kuliahnya ke luar negeri, tapi sebelum dia pergi, dia melamar gadisnya, "Saya tidak tahu bagaimana mengucapkan kata2 manis, tapi saya tahu bahwa saya mencintaimu. Jika kamu setuju, saya ingin menjagamu seumur hidupmu. Mengenai keluargamu, saya akan berusaha keras untuk meyakinkan mereka agar meny etujui hubungan kita. Maukah kamu menikah denganku?" Si gadis setuju, dan keluarganya setelah melihat usaha dari sang pemuda, akhirnya merestui hubungan mereka. Sebelum pemuda itu berangkat, mereka bertungan terlebih dahulu. Si gadis tetap tinggal di kampung halaman dan bekerja, sementara sang pemuda meneruskan kuliahnya di LN.....

Mereka melanjutkan hubungan mereka melalui surat dan telepon. Kadang-kadang timbul kesulitan, tapi mereka tidak menyerah terhadap keadaan. Suatu hari, dalam perjalanan ke tempat perhentian bis sepulang dari kerja, si gadis tertabrak mobil hingga tak sadarkan diri. Ketika siuman, dia melihat kedua orangtuanya dan menyadari betapa beruntungnya dia dapat selamat. Melihat air mata orangtuanya, dia berusaha untuk menghibur mereka. Tetapi dia menemukan... bahwa dia tidak dapat berbicara sama sekali. Dia bisu..... Menurut dokter kecelakaan tersebut telah mencederai otaknya, dan itu menyebabkannya bisu seumur hidupnya. Mendengar orangtuanya membujuknya, tapi tidak dapat menjawab sepatah kata pun, gadis tersebut pingsan...

Sepanjang hari hanya dapat menangis dan membisu...Ketika akhirnya dia boleh pulang dari RS, dia mendapati rumahnya masih seperti sedia kala. Hanya jika telepon berdering, dia menjadi pilu. Dering telepon telah menjadi mimpi terburuknya. Dia tidak dapat memberitakan kabar buruk tersebut kepada pacarnya dan menjadi bebannya. Dia menulis sepucuk surat untuknya, memberitahukan bahwa dia tdk mau lagi menunggunya. Hubungan antara mereka sudah putus, bahkan dia mengembalikan cincin pertunangan mereka. Mendapat surat dan telepon dari si pemuda, dia hanya bisa menitikkan air mata... Ayahnya tidak tahan melihat penderitaannya, dan memutuskan untuk pindah. Berharap bahwa dia dapat melupakan segalanya dan menjadi lebih bahagia...

Pindah ke tempat baru, si gadis mulai belajar bahasa isyarat. Dia berusaha melupakan sang pemuda... Suatu hari sahabatnya memberitahukan bahwa pemuda itu telah kembali dan mencarin ya ke mana-mana. Dia meminta sahabatnya untuk tidak memberitahukan dimana dia berada dan menyuruh pemuda tsb. untuk melupakannya.... Lebih dari setahun, tidak terdengar lagi kabar pemuda itu sampai akhirnya sahabat si gadis menyampaikan bahwa sang pemuda akan menikah dan menyerahkan surat undangan. Dia membuka surat undangan itu dengan hati pedih, dan menemukan namanya tercantum dlm undangan. Sebelum dia sempat bertanya kepada sahabatnya, tiba-tiba sang pemuda muncul di hadapannya.Dengan bahasa isyarat yang kaku, ia menyampaikan bahwa.... Aku telah menghabiskan waktu lebih dari setahun untuk mempelajari bahasa isyarat, agar dapat memberitahukan kepadamu bahwa aku belum melupakan janji kita, berikan aku kesempatan, biarkan aku menjadi suaramu. "I L O V E Y O U" Melihat bahasa isyarat tersebut, dan cincin pertunangannya.... Si gadis akhirnya tersenyum.

Perlakukan setiap cinta seakan cinta terakhirmu... dan baru kamu akan belajar cara memberi.....

Perlakukan setiap hari seakan hari terakhirmu..... dan baru kamu akan belajar cara menghargai......Jangan pernah menyerah.

-------------------

Ingatlah bahwa kasih yang paling indah dan sukses yang terbesar, mengandung banyak resiko... Yakinlah pada dirimu ketika kamu berkata: "Aku mencintaimu..."

Wednesday, March 01, 2006

Apa Pantas Berharap Surga???

assalamualaikum WR.WB

Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua
rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek pula... Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah. Dilipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan:..."Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan".
Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?

Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya....dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap .. Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas .. menuju sumber panggilan,... kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh.... di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.

Baca Qur'an sesempatnya, tanpa memahami arti dan maknanya,apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, Padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ....ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman?

Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka ... Untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali Mereka terhenti, ......tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam .... dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata.
Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena.... lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.

Bersedekah jarang, begitu juga infak.Kalau pun ada, itu pun dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudahlah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?

Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukan teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya,... bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan,.... ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh remeh,tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri. Detik demi detik dada ini terus jengkel... setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka ... atau mendapatkan
bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini?
Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah
kelak?

Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah Kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri?

Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun ... selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan ......dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?

Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah?
Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat ...... masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu.
Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu... hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan Tunggu penyesalan. .....

Bagaimanakah sikap kita ketika bersimpuh di pangkuan orang tua .... ketika iedul Fitri yang baru berlalu ....??? Apakah hari itu....hanya hari biasa yang dibiarkan berlalu tanpa makna.........??? Apakah siang harinya....kita sudah mengantuk....dan akhirnya tertidur lelap...? Apakah kita merasa sulit tuk meneteskan air mata...??? atau bahkan kita
menganggap cengeng......??? sampai sekeras itukah hati kita....???
Ya...Allah ....ya Rabb-ku......jangan Kau paling hati kami menjadi hati yg keras......, sehingga meneteskan air matapun susah....... merasa bersih......merasa suci.... merasa tak bersalah......merasa tak butuh orang lain...... merasa modernis.....dan visionis.... Padahal dibalik cermin masa depan yang kami banggakan.... terlukis bayang hampa tanpa makna.....dan kebahagiaan semu penuh ragu.....
Astaghfirullaah ... Yaa Allah...ampunilah segenap khilaf kami. Amin

Wassalamualaikum WR.WB